Minggu, 15 Januari 2012

Teknologi Konversi Bensin ke BBG





TEKNIK DASAR MESIN BENSIN

Seperti kita ketahui bahwa suatu kendaraan membutuhkan suatu tenaga yang memungkinkan dapat bergerak dan mengatasi keadaan jalan, beban, angin dan sebagainya. Sumber tenaga atau energi dihasilkan dari sebuah mesin yang merubah tenaga listrik, panas, gerak, angin atau sebagainya menjadi tenaga gerak (mechanical energi).


Disini saya akan menjelaskan mesin kendaraan roda 4, yang memperoleh tenaga dari perubahan energi panas menjadi energi gerak dengan berbahan bakar bensin (premium) yang sekarang masih umum digunakan.

A.   Motor Bensin 4 Langkah

Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat langkah piston. Torak bergerak naik turun di dalam silinder dalam gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh torak tersebut disebuttitik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Gerakan dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke).Pada motor 4 langkah mempunyai 4 langkah dalam satu gerakan yaitu langkah penghisapan, langkah kompresi , langkah kerja dan langkah pembuangan.

Langkah hisap

Pada gerak hisap, campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Bila jarum dilepas dari sebuah alat suntik dan plunyernya ditarik sedikit sambil menutup bagian ujung yang terbuka dengan jari (alat suntik akan rusak bila plunyer ditarik dengan tiba-tiba), dengan membebaskan jari akan menyebabkan udara masuk ke alat suntik ini dan akan terdengar suara letupan. Hal ini terjadi sebab tekanan di dalam lebih rendah dari tekanan udara luar. Hal yang sama juga terjadi di mesin, torak dalam gerakan turun dari TMA ke TMBmenyebabkan kehampaan di dalam silinder, dengan demikian campuran udara bensin dihisap ke dalam. Selama langkah torak ini, katup hisap akan membuka dan katup buang menutup.



Langkah kompresi
Dalam gerakan ini campuran udara bensin yang di dalam silinder dimampatkan oleh torak yang bergerak ke atas dari TMB ke TMA. Kedua katup hisap dan katup buang akan menutup selama gerakan tekanan dan suhu campuran udara bensin menjadi naik. Bila tekanan campuran udara bensin ini ditambah lagi, tekanan serta ledakan yang lebih besar lagi dari tenaga yang kuat ini akan mendorong torak ke bawah. Sekarang torak sudah melakukan dua gerakan atau satu putaran, dan poros engkol berputar satu putaran.




Langkah kerja

Dalam gerakan ini, campuran udara bensin yang dihisap telah dibakar dan menyebabkan terbakar dan menghasilkan tenaga yang mendorong torak ke bawah meneruskan tenaga penggerak yang nyata. Selama gerak ini katup hisap dan katup buang masih tertutup. Torak telah melakukan tiga langkah dan poros engkol berputar satu setengah putaran.







Langkah buang
Dalam gerak ini, torak terdorong ke bawah, ke TMB dan naik kembali ke TMA untuk mendorong gas-gas yang telah terbakar dari silinder. Selama gerak ini kerja katup buang saja yang terbuka. Bila torak mencapai TMA sesudah melakukan pekerjaan seperti di atas, torak akan kembali pada keadaan untuk memulai gerak hisap. Sekarang motor telah melakukan 4 gerakan penuh, hisap-kompresi-kerja-buang. Poros engkol berputar 2 putaran, dan telah menghasilkan satu tenaga. 





Di dalam mesin sebenarnya, membuka dan menutupnya katup tidak terjadi tepat pada TMA dan TMB, tetapi akan berlaku lebih cepat atau lambat, ini dimaksudkan untuk lebih efektif lagi untuk aliran gas.
 
B.    Motor Bensin 2 Langkah

Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali langkah usaha hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah yang paling sederhana, pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak berhadap-hadapan yaitu berada pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Proses kerjanya adalah sebagai berikut. Piston berada TMB, kedua lubang (masuk dan buang) sama sama terbuka kemudian campuran udara dan bahan bakar dimasukkan kedalam silinder melalui lubang masuk. Gerakan piston dari TMB ke TMA, maka lubang masukakan tertutup dan tertutup pula lubang buang.maka terjadilah langkah kompresi. Pada akhir langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas bahan bakar. Dengan terjadinya pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan tenaga pembakaran yang mendorong piston ke bawah dari TMA ke TMB. Langkah usaha terakhir terjadilah pembuangan gas bekas begitu terbuka lubang buang. Sesudah itu terbuka pula lubang masuk sehingga terjadi pemasukkan gas baru sekaligus mendorong mendorong gas bekas keluar melalui lubang buang. Dengan demikian pada motor dua langkah proses motor untuk menghasilkan satu kali langkah usaha / pembakaran gas dalam silinder , hanya diperlukan dua langkah piston . dilihat dari putaran poros engkolnya diperlukan satu kali putaran poros engkol.


C.   Proses pencampuran udara dan  bensin
Bahan bakar (bensin) yang dimasukan ke dalam ruang bakar harus dalam kondisi mudah terbakar, agar dapat menghasilkan efesiensi tenaga yang maksimal. Campuran yang belum sempurna akan sulit terbakar, bila tidak dalam bentuk gas yang homogen. Bensin tidak dapat terbakar tanpa udara, harus dicampur dengan udara dalam takaran yang tepat. Perbandingan campuran udara dan bensin sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar. Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam bentuk volume atau berat dari bagian udara dan bensin. Bensin harus dapat terbakar seluruhnya agar menghasilkan tenaga yang besar pada mesin dan meminimalkan tingkat emisi gas buang.

Air Fuel Ratio (AFR)
Air Fuel Ratio adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan proses pembakaran di dalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara . Idealnya AFR bernilai 14,7 . Artinya campuran terdiri dari 1 bensin berbanding 14,7 udara atau disebut dengan istilah Stoichiometry.

Metoda Pencampuran  dengan Karburator
Prinsip kerja karburator sama dengan prinsip kerja semprotan serangga, yaitu ketika udara ditekan, maka cairan yang berada dalam tabung akan terisap dan bersama-sama dengan udara terkarburasi (tercampur) keluar berupa gas. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang dipersempit (venturi) mempunyai kecepatan aliran udara yang tinggi. Jika pada daerah venturi dihubungkan dengan saluran bahan bakar, maka bahan bakar akan terhisap keluar bersama dengan udara menjadi gas.
Jumlah gas yang dihisap oleh mesin tergantung dari besar kecilnya kevakuman pada venturi yang diatur oleh besar kecilnya pembukaan throttle valve, juga ditentukan oleh besar kecilnya diameter saluran dari ruang bahan bakar sampai dengan venturi. Prinsip kerja karburator dapat dilihat pada gambar disamping

Mekanisme kerja pada Ruang bakar 4 tak dan karburatordapat di lihat pada visual berikut






Metode Pencampuran  Injeksi
Sejak Robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi pada motor diesel putaran tinggi (1922 _ 1927), maka dimulailah percobaan-percobaan untuk menerapkan pompa injeksi tersebut pada motor bensin. Pada mulanya pompa injeksi motor bensin dicoba, bensin langsung disemprotkan ke ruang bakar seperti motor diesel, namun timbul kesulitan saat motor dihidupkan pada kondisi dingin karena bensin sukar menguap pada suhu rendah dan akibatnya bensin akan mengalir keruang poros engkol dan bercampur dengan oli. Untuk mengatasi hal ini, maka penyemprotan bensin dilakukan pada saluran isap (intake manifold), hal ini pun bukan tidak bermasalah karena elemen pompa harus diberi pelumasan sendiri mengingat bensin tidak dapat melumasi elemen pompa seperti solar. Para ahli konstruksi terus berusaha merancang suatu sistem injeksi yang berbeda dari sistem-sistem terdahulu (tanpa memakai pompa injeksi seperti motor diesel).
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas.. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota memberi nama Electronic Fuel Injection (EFI), Suzuki menambahkan kata petrol menjadi Electronic Petrol Fuel Injection (EPFI), Mitsubishi menamainya Multi Point Fuel Injection (MPFI), Honda dengan Programmed Fuel Injection (PGM-FI), sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot




KONVERSI  Bensin ke BBG 

Permasalahan umum yang dihadapi dunia pada dewasa ini adalah semakin menipisnya cadangan bahan bakar minyak, disamping dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut.
Fenomena ini mendorong manusia untuk berusaha mencari bahan bakar alternatif yang diharapkan mampu mengatasi kedua permasalahan di atas secara serentak. Salah satu jenis bahan bakar alternatif yang dimungkinkan untuk menggantikan bahan bakar minyak terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor adalah bahan bakar gas (BBG).
BBG merupakan gas alam dengan komponen utamanya methana, jenis bahan bakar ini banyak ditemukan di hampir semua ladang minyak di Indonesia baik di daratan maupun di lepas pantai
Bahan Bakar Gas atau BBG mulai diperkenalkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 1986. Pada tahun 1989 BBG mulai dipasarkan secara komersial dengan target pemasaran angkutan publik seperti mikrolet, bis kota dan taksi. Setelah berlangsung kurang lebih 13 tahun, pemasaran BBG di Indonesia tidak berkembang sebagaimana diharapkan. Saat ini BBG telah terbukti sebagai pilihan yang lebih baik di bidang transportasi. Data menunjukkan bahwa BBG yang mulai dicoba oleh pemerintah melalui pertamina pada tahun 1987 memiliki beberapa keuntungan diantaranya lebih murah dari BBM, lebih ringan dari
udara, usia mesin lebih lama, perawatan lebih murah dan tidak mencemari lingkungan. Tapi masalahnya adalah perkembangan BBG di masyarakat sangatlah lambat. Hal ini disebabkan antara lain karena harga BBG tidak kompetitif dibanding BBM, harga konversi kit yang masih terlalu mahal, dan pemikiran masyarakat yang cenderung untuk selalu menggunakan BBM.

Tetapi kendala yang dijumpai pada perangkat konversi ini untuk kendaraan bermotor masih belum memberikan fungsi yang optimal, yaitu motor cenderung memiliki putaran tinggi pada kondisi idle, selain itu untuk melakukan akselerasi selalu akan terjadi keterlambatan dalam suplai bahan bakar ke ruang bakar sehingga menurunkan kinerja dari motor.
Penelitian yang dilakukan oleh Tulus Burhanudin Sitoru yang mengatakan bahwa Alat konversi bahwa kit konversi yang diimpor oleh beberapa penjual (vendor) di Indonesia masih memerlukan beberapa perbaikan. Beberapa penelitian yang telah diadakan untuk mencari penyebabnya, menyimpulkan bahwa masalah utama dari gangguan ini adalah ketidakstabilan dan respon transien yang kurang baik dari satu atau lebih mekanisme pegasmassa yang terdiri dari restriksi katup, pegas, diafragma, saluran orifis, dan ruang dari regulator tekanan.(Tulus BS. Jurnal Teknik Mesin ITB; Harmen 2001 )
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ditambahkan suatu perangkat sistim injeksi BBG yang dikendalikan secara elektronik.

Bahan Bakar Gas ( BBG )

Komposisi utama dari BBG adalah unsur methana (CH4) sebesar 95,03%; ethana (C2H6) sebesar 2,23%; karbondioksida (CO2) sebesar 1,75%; Nitrogen (N2) 0.68 % dan propana (C3H8) sebesar 0,29%. Dari komposisi ini terlihat bahwa komponen utama dari BBG adalah gas methana. Berat jenis BBG lebih kecil dari berat jenis udara, sehingga jika terjadi kebocoran baik pada tangki penyimpan maupun saluran bahan bakar akan segera naik ke atas. BBG karena wujudnya berupa gas, tidak perlu diuapkan terlebih dahulu sebagaimana pada bahan bakar minyak (gasoline), sehingga permasalahan pada saat start pada suhu rendah dan emisi yang berlebihan karena terlalu kayanya campuran bahan bakar - udara pada saat start dapat diperkecil.
Nilai oktan BBG lebih tinggi dibandingkan gasoline, yaitu antara 120 sampai 130. Dengan tingginya nilai oktan tersebut maka pada rasio kompresi yang lebih tinggi tidak akan terjadi knocking pada motor. Keunggulan BBG ditinjau dari proses pembakarannya di dalam ruang bakar adalah karena BBG memiliki perbandingan atom karbon terhadap atom hidrogen yang rendah, sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna. Mengingat BBG sudah berada pada fase gas, maka dengan mudah dapat bercampur dengan udara dalam ruang bakar, sehingga oksigen dapat dengan mudah bergabung dengan karbon dan memberikan reaksi pembentukan CO2 bukan CO. Disamping itu karena jumlah atom karbon molekul BBG lebih sedikit dibandingkan BBM, maka CO yang terbentuk dari proses pembakaran juga lebih sedikit.
Pada motor pembakaran dalam, energi Panas untuk kerja mekanik dihasilkan dari reaksi kimia antara bahan bakar dan oksigen pada saat pembakaran. Bahan baklar yang digunakan harus memenuhi berbagai persyaratan yang sesuai dengan metode pembentukan campuran dan bagaimana reaksi kimia berlangsung. Pada motor dengan pembentukan campuran Diluar (karburator) bahan bakar harus mudah menguap dan dengan segera bercampur dengan udara yang lewat Venturi. Pada pemakaian bahan bakar gas, fungsi karburator sebagai pengkabut menjadi tidak penting lagi mengingat sudah berbenttuk gas dan mudah bercampur dengan udara. (BPH Migas 2007).
Bahan Bakar Gas atau BBG merupakan gas alam yang telah dimampatkan. Secara umum lebih dari 80% komponen gas bumi yang dipakai sebagai BBG merupakan gas metana, 10%-15% gas etana, dan sisanya adalah gas karbon dioksida, dan gas-gas lain. Susunan BBG yang dipakai di Jakarta 93% terdiri dari gas metana, 3,2% gas etana, dan 3,8% sisanya adalah gas nitrogen, propana, dan karbon dioksida (Atok Setiyawan. Ir. MEng,2000).
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar. Pada penelitian ini digunakan beberapa pengamanan yaitu dengan 2 regulator berpengaman, safety flexible hoss, Tabung standar.

Perangkat Konversi BBG 

Agar dapat menggunakan BBG sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor dibutuhkan suatu perangkat konversi BBG yang disebut dengan conversion kit. Penggunaan conversion kit didasarkan pada tiga pilihan sebagai berikut:
a.       Hanya bekerja dengan gas saja
b.      Dapat bekerja dengan gas saja atau gasoline saja (dual fuel)
c.       Dapat bekerja dengan dua bahan bakar bersama-sama (khusus diesel, mixed fuel).


Skema Sistim Perangkat Konversi Bahan Bakar Ganda

Mixer yang dipasang didepan throtlte memasok BBG ke dalam aliran udara yang masuk ke dalam silinder dan bereaksi terhadap tekanan dalam manifold untuk menakar jumlah bahan bakar yang disuplai ke motor. Pemilihan mixer didasarkan pada kapasitas udara yang dibutuhkan oleh motor. Jika terlalu kecil maka daya maksimum motor tidak akan tercapai, sedangkan jika terlalu besar maka unjuk kerja motor pada putaran rendah akan turun secara drastis bahkan motor sulit untuk dihidupkan.
Katup penutup aliran bensin (pada sistim dual fuel) digerakkan oleh solenoid dari saklar pemilih bahan bakar yang terpasang pada kendaraan bermotor. Ketika BBG dipilih sebagai bahan bakar, katup ini akan menutup aliran bensin ke silinder.
Untuk BBG regulator terdiri dari dua buah regulator yang terpisah, dimana regulator pertama mengurangi tekanan dari tangki gas sampai 100 psi kemudian regulator kedua mengurangi tekanan sampai beberapa inci kolom air guna mendorong bahan bakar melalui mixer dan bercampur dengan aliran udara.

Sistem Kit Konversi
tekanan tinggi (sekitar 200 bar), regulator gas, mixer, pipa, switch BBG/BBM dan pressure gauge). Lalu, dimulailah pengisian BBG ke kendaraan yang dilakukan pada tekanan sekitar 200 bar.
Sistem kerja kit konversi adalah sebagai berikut: Bahan bakar gas dimasukkan ke tabung BBG melalui kerangan pengisian BBG pada tekanan tinggi melalui pipa tekanan tinggi, kemudian gas disalurkan ke mesin. Tekanan gas diturunkan ke atmosfir (LK.1) oleh penurun tekanan. Kemudian dicampur dengan udara oleh pencampur udara dan gas dan selanjutnya masuk ke ruang bakar untuk dibakar. Kendaraan bermotor dapat dioperasikan memakai bahan bakar gas atau bensin. Pengaturan operasinya diatur oleh sakelar pemilih yang menutup atau membuka kerangan otomatis dan untuk gas atau bensin. Banyaknya volume gas yang tersimpan di tangki dapat dilihat di manometer.
Dalam pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada mesin kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya akan aman. (Hadi Purnomo, dari Badan Pengkaji dan penerapan teknologi.2006)
Banyaknya volume gas yang tersimpan di tangki dapat dilihat di manometer (4). Dalam pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada mesin kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya akan aman. , (Tulus Burhanuddin, 2002). Sedangkan pada mobil volvo digunakan dua bahan bakar yaitu gas dan gasolin. Menggunakan converter kits terdiri dari tabung gas, perpipaan, sakalr pemindah, relay, kran pemindah, regulator tekanan rendah micro processor. dll. Fred Hammond, Daniel JohnstonApril 3, 1996.
Terdapat 2 Teknik dalam penggunaan Gas sebagai BBG:
1.       Gas dihisap dengan menggunakan efek vacuum pada pada ruang bakar
2.       Gas di inject kedalam ruang bakar ( Sistem Injeksi )


1.     Gas dihisap dengan menggunakan efek vacuum pada ruang bakar

Peralatan kit konversi terdiri dari tabung BBG tekanan tinggi (sekitar 200 bar), regulator gas, mixer, pipa, switch BBG/BBM dan pressure gauge. Berikut adalah skema dari Kit Konversi untuk BBG.

Sistem kerja kit konversi adalah sebagai berikut:
Bahan bakar gas LPG yang berada dalam tabung bertekanan tinggi (1) dikeluarkan dengan menurunkan tekanannya menggunakan regulator LPG tekanan tinggi (2) dan kembali diturunkan tekanannya sesuai dengan kebutuhan konsumsi bahan bakar dengan menggunakan regulator asetelin (3). Gas yang sudah diturunkan tekanannya dialirkan melalui selang gas ke kran mimbran (4). Kevakuman yang terjadi di ruang bakar yang diakibatkan oleh langkah isap piston dari TMA ke TMB mengakibatkan pegas kran mimbran tertarik dan membuka aliran gas dan gas akan mengalir ke kran pembagi (5) untuk kemudian dialirkan ke main jet dan pilot jet di dalam pencampur (mixer) (6). Udara yang masuk karena kevakuman dalam ruang bakar akan bercampur dengan gas LPG dan kemudian masuk ke dalam ruang bakar mesin satu silinder empat langkah (7).

Dalam pemakaian BBG untuk kendaraan tidak ada perubahan-perubahan pada mesin kendaraan, yang ada hanya penambahan peralatan kit konversi. Bila prosedur pemasangan dan pemeliharaan alat ini dilaksanakan dengan baik maka penggunaannya akan aman.

Namun penggunaannya masih terbatas karena adanya kendala terhadap performa dari motor, yaitu terlalu tingginya putaran pada kondisi idle dan rendahnya akselerasi jika dibandingkan dengan motor yang menggunakan bahan bakar bensin. Salah satu penyebab dari tingginya putaran idle adalah terlalu sedikitnya bahan bakar gas yang masuk ke intake manifold dan specific gravity dari bahan bakar gas (0.562 kg/m3) lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar bensin, hal ini berakibat kondisi idle dimana katup gas hanya terbuka sedikit, udara yang masuk bersama-sama dengan bahan bakar gas tidak dapat melakukan pembakaran secara sempurna. Salah satu cara untuk memecahkan permasalahannya
adalah dengan memberikan suplai BBG melalui sistim injeksi yang dikontrol secara elektronik baik pada kondisi idle maupun pada saat akselesari.

2.     Gas di inject kedalam ruang bakar ( Sistem Injeksi )

Sistim ini digunakan untuk mengatasi permasalahan pada saat idle dan akselerasi pada motor berbahan bakar gas. Secara skematik prinsip dari sistim perangkat konversi dual fuel dengan tembahan sistim injeksi tersebut pada gambar  dibawah.
Skema Sistim Perangkat Konversi Dual Fuel dengan Sistim Injeksi


Blok Diagram Sistem Injeksi

Pengaturan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan ke intake manifold dikendalikan oleh perangkat elektronik yang disebut Electronic Controll Module (ECM). ECM berfungsi untuk mengendalikan laju aliran BBG yang diinjeksikan dengan menganalisa percepatan dan besarnya bukaan katup gas (throttle) untuk kondisi idle dan akselerasi. Pada saat idle tersebut ECM akan memberikan suplai tegangan ke solenoid valve untuk menginjeksikan sejumlah BBG agar tercapai putaran idle 800 rpm (setting awal). Sedangkan pada kondisi akselerasi dimana dibutuhkan bukaan katup gas lebih cepat, maka sensor yang terdapat pada ECM akan menerima perubahan posisi throttle gas dan mengolahnya untuk selanjutnya memberikan sinyal keluaran ke solenoid valve dari injector.


Skema instalasi  dual sistem, BBG dan BBM pada kendaraan


KONVERTER KIT dari UGM



Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan prototipe konverter yang bisa mengubah tenaga gas menjadi pengganti premium atau bensin untuk menjalankan mobil. kata Ketua Tim Mobil Penelitian Gas UGM Jayan Sentanuhady di Yogyakarta, Selasa (10/1). "Pengembangan prototipe konverter itu telah mulai dikembangkan sejak 2009. Salah satu konverter itu dipasang di mobil enelitian gas Universitas Gadjah Mada (UGM),"
Menurut dia, cara kerja dari konverter pada mobil penelitian gas UGM itu cukup sederhana. Berawal dari tabung gas bertekanan 200 bar yang diletakkan di jok belakang mobil. Selanjutnya, gas tersebut disalurkan ke bagian mesin di depan. "Melalui konverter yang ada, tekanan bisa diturunkan menjadi 2-3 bar, sebelum akhirnya masuk ke bagian injeksi gas dan manipol," kata dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM ini. Ia mengatakan prinsip kerja konverter itu sederhana karena tenaga gas bisa diubah sebagai pengganti premium atau bensin ketika mobil berjalan pelan maupun kecepatan tinggi. "Untuk tabung gas selama ini memang masih diperoleh secara terbatas di beberapa tempat seperti di Jakarta, Palembang, dan Surabaya," kata Jayan.


Menurut dia, inovasi pemanfaatan konverter gas tersebut akan membuat mobil ramah lingkungan karena emisi gas buangnya yang lebih bersih dibandingkan dengan bensin. Pemanfaatan gas dari sisi harga juga lebih murah sekitar 40-45 persen dibandingkan dengan bensin."Hal itu sangat sesuai dengan kondisi saat ini. Apalagi diperkirakan 50 tahun ke depan kita sudah pada era penggunaan bahan bakar hidrogen," katanya.Ia mengatakan jika prototipe konverter gas itu telah melalui tahap standarisasi konverter "kit" dan perawatan maupun uji ketahanan mesin, bisa ditindaklanjuti oleh kalangan industri sehingga dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
Selanjutnya Yayan menjelaskan : "Berhubung masih prototipe harga konverternya masih mahal. Kami berharap setelah dilakukan tahap uji berikutnya bisa ditindaklanjuti oleh industri dan dimanfaatkan masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau,"


KESIMPULAN

1.       Pemanfaatan gas dari sisi harga juga lebih murah sekitar 40-45 persen dibandingkan dengan bensin.
2.       Agar dapat menggunakan BBG sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor dibutuhkan suatu perangkat konversi BBG yang disebut dengan conversion kit
3.       Terdapat 2 Teknik dalam penggunaan Gas sebagai BBM :
a.       Gas dihisap dengan menggunakan efek vacuum pada pada ruang bakar
b.      Gas di inject kedalam ruang bakar ( Sistem Injeksi )
4.       Suplay gas kedalam ruang bakar dengan menggunakan efek vacuum, telah banyak digunakan oleh  mobil ( angkutan umum ) yang berbasis karburator, yaitu dengan memodifikasi karburator sebagai mixer, penambahan tabung gas, converter kit, dan peralatan penunjang lainnya, BBG sudah dapat digunakan.
5.       Sistem Injeksi menghasilkan kinerja mesin yang lebih stabil pada saat idle/ putaran stasioner dan akselerasi, tapi system ini memerlukan perangkat elektronik berupa sensor-sensor dan controller, untuk mensinkronkan suplay gas dan udara di semua kondisi.
6.       Prototype Konverter Kit  dari UGM harus melewati tahapan-tahapan uji, dan penetapan standar equipment dan perawatan, agar bisa diproduksi dalam skala industry, sehingga dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
7.       Terbatasnya Stasiun Pengisian BBG, ketersediaan Konverter Kit dan perlengkapan lainnya, Tidak optimalnya  dukungan teknis oleh ATPM dalam support perlengkapan konversi untuk mobil pribadi yang menggunakan  Engine Control unit ( ECU ) atau Engine Control Module  (ECM) untuk sinkronisasi elektronik dan mekanis part dalam system Injeksi, serta beberapa kendala lain seperti Kelancaran Suplay Gas di pasaran, persepsi masyarakat bahwa Gas itu sangat berbahaya dan tidak aman/safe.
Penulis sangat meragukan upaya konversi Bensin ke BBG untuk mobil yang disosialisasikan pemerintah akan berjalan lancar. Terutama dalam mendukung kebijakan pemerintah per 1 April 2012, bahwa penjualan BBM bersubsidi di Jawa dan Bali hanya untuk Sepeda motor dan Angkutan umum.

Note : File terkait Teknis konversi BBG bisa di unduh di Box Down load.

Semoga artikel ini  bermanfaat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar