Lead Time merupakan salah satu indicator terpenting untuk mengukur Kinerja bagian Processing / Produksi, disamping quality dan cost pastinya.
Lead Time adalah waktu yang diperlukan oleh bagian processing/produksi untuk memproduksi item produk per capacity yang sudah ditentukan.
Misal Lead Time produksi sosis A = 3.5 Day, ini bisa diartikan waktu yang diperlukan untuk processing mulai dari tahap awal sampai akhir ( sosis A ) memerlukan waktu 3.5 hari, dengan batasan produksi sebesar x unit capacity. Jika anda sebagai sales di perusahaan sosis, akan sangat membantu dalam memberikan kepastian ‘waktu tunggu’ pada customer. Apalagi produk perusahaan anda menjadi bahan baku bagi produk customer anda. Seperti sosis menjadi produk untuk Restoran.
Semakin kecil nilai lead time, berarti produk bisa diproduksi dengan waktu lebih cepat, dan ini semakin bagus tentunya. Lead Time menjadi indicator bagi :
Semakin kecil nilai lead time, berarti produk bisa diproduksi dengan waktu lebih cepat, dan ini semakin bagus tentunya. Lead Time menjadi indicator bagi :
1. Volume atau capasitas actual produksi untuk setiap Item
2. Ketepatan Waktu Proses
3. Performance Engineering
4. Kemampuan Control Proses
TEKNIS PERHITUNGAN LEAD TIME (LT) DALAM PROSES PRODUKSI
Sebelum kita membahas mengenai perhitungan Lead Time, saya akan memberikan penjelasan mengenai system production line itu sendiri.
Saya membagi System Line menjadi 2 jenis :
Saya membagi System Line menjadi 2 jenis :
1. Single product Line
Single product Line, merupakan Jalur produksi dimana proses produksi mulai dari tahap awal sampai akhir, melalui mesin – mesin khusus. Dengan kata lain, mesin-mesin di jalur produksi ini hanya memproduksi satu jenis produk. Jadi model produksi ini dapat secara nyata dilihat.
Misal : Jalur perakitan pada pabrik mobil modern, Jalur perakitan untuk Honda city, tidak akan sama dengan Honda Jazz, karena mesin dan peralatan di masing-masng jalur sudah tersetting khusus hanya untuk item tertentu.
2. Multiple product Line
Multiple product line, merupakan jalur produksi dimana, beberapa mesin memproses Item-item produk yang berbeda. Beberapa jenis mesin, sudah didesign untuk mudah dan tidak perlu waktu lama untuk disetting saat berganti Item produk.
Misalnya : Mesin untuk industry pengolahan makanan, ada puluhan jenis Item sosis, tapi jalur produksinya ada yang menggunakan proses mesin yang sama.
Jika dilihat dari skema dibawah, Product A dan B, menggunakan 2 mesin yang sama, yaitu mesin 3 dan 5. Semakin banyak Varian item produknya, maka semakin rumit dan komplek perhitungan pembagian capasitas per Linenya, biasanya untuk case seperti ini, system produksi sudah menggunakan software.
Pada dasarnya Sistem Line mengurai jalur proses produksi kedalam setiap proses mesin, lalu memasukkan Item dengan proses mesin yang sama kedalam satu line. Jalur produksinya menganut ‘single line’, perhitungannya akan lebih mudah dibanding ‘multiple line’. Saya akan menjelaskan perhitungan untuk jenis ’multiple line’, jika memahami ini, saya yakin anda mudah dalam menghitung jenis single.
Contoh | : | ||||||||
Item A | diameter : 25 mm | ||||||||
Item B | diameter : 10 mm | ||||||||
Item C | diameter : 15 mm | ||||||||
Item D | diameter : 30 mm | ||||||||
Item E | diameter : 10 mm | ||||||||
Item F | diameter : 15 mm | ||||||||
Item G | diameter : 10 mm | ||||||||
Item H | diameter : 30 mm | ||||||||
Item I | diameter : 10 mm | ||||||||
Ada 8 Item diproduksi, tapi jika kita kelompokkan ada 4 jenis tahapan proses. Pada prinsipnya | |||||||||
yang menjadi perhitungan utama sistem Line yaitu proses mesin, proses manual tidak diperhitungkan | |||||||||
karena tergantung dari variable jumlah orang, dengan asumsi bisa ditambah sebanyak | |||||||||
mungkin dan dikurangi seminimal mungkin. | |||||||||
Sedang kapasitas mesin dan jam produksi mesin terbatas. | |||||||||
Berdasarkan data kita mengetahui kapasitas mesin per hari ( 7 jam ) sbb : |
Note : Asumsinya Size item tidak berpengaruh pada kapasitas, aktualnya data perubahan | ||||||||||||||
kapasitas untuk setiap perubahan spec yang dimasukkan ke data. | ||||||||||||||
4 Tahapan ini menjadi Line, | ||||||||||||||
Saya gunakan Notasi : 1, 2, 3, 4 | ||||||||||||||
Tahap 1, kita akan deteksi kapasitas per Line | ||||||||||||||
Saya akan gabungkan data mesin kedalam Line Produksi |
Line Capacity |
Tahap 2, kita akan deteksi Lead Time per Line
Waktu proses / Lead Time per Line |
Formula waktu proses : contoh Line 1, Mc. A = ( Bottle Neck Capa : Capa Mc ) x 7 Jam kerja | ||
Jadi Line 1, Mc A, perlu waktu = ( 100 : 200 ) x 7 = 3.5 Jam | ||
Berarti MC. A hanya perlu waktu 3.5 , untuk memenuhi kapa mesin C, dan masih ada sisa kapa | ||
sebesar 3.5 jam yang idle, atau bisa digunakan oleh line yang lain. | ||
Berarti masing-masing Item memiliki Lead Time 7 jam, artinya produksi memerlukan waktu 7 jam | ||
sejak start proses pertama. Untuk kapasitas yang ditetapkan perhari Begitu juga dengan Item yang lain. |
Capacity dan Lead Time Per Line |
Jadi jika ada order, waktu untuk produksi mesin : | |
Item A, sebanyak 1000 Kg, Waktu produksi : 70 jam kerja ( (1000 : 100)x7 ) | |
Item E sebanyak 300 Kg, Waktu produksi : 14 jam kerja ( (300 : 150)x7 ) | |
Item G, sebanyak 210 Kg, Waktu produksi : 21 jam kerja ( (210 : 7 )x7 ) | |
Item I, sebanyak 280 Kg, Waktu produksi : 28 jam kerja ( 280 : 70 )x7 ) |
Untuk jumlah item mencapai ratusan, tidak mungkin dihitung secara manual, Sistem computer yang akan mengolah datanya. Divisi yang paling strategis dalam tahap ini yaitu PPIC, mereka akan arrange kapan Start Produksi dengan memastikan terlebih dahulu kecukupan bahan baku.
Kunci utama dalam memperpendek lead time yaitu pada capasitas produksi yang terus ditingkatkan, dengan cara :
1. Control Proses Produksi dengan lebih baik
2. Penambahan Mesin
3. Re-engineering, atau up grade teknologi permesinan
( Artikel terkait : http://www.dedylondong.blogspot.com/2009/12/increase-productivity-do-it-now.html )
Lead time yang semakin pendek pasti menjadi salah satu kekuatan manufacture dalam iklim persaingan yang semakin kompetitif. Pada dasarnya, tidak ada customer yang mau menunggu dalam waktu relative lama, saat membeli.
Tentunya artikel ini jauh dari detail. Tidak ada system produksi yang baku. Masing-masing manufacturing memiliki ‘ke-khasan’ dalam system produksinya. Dengan melakukan improvement secara berkelanjutan ( Continual Improvement ) akan muncul ide-ide untuk meningkatkankinerja produksi, termasuk ide mengenai Lead Time ini.
Semoga artikel ini bermanfaat & semoga sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar