Bukan fakta yang mengejutkan jika karyawan yang Resign merupakan karyawan berpotensi. Dari sudut pandang perusahaan tentunya ini bukan kabar yang menggembirakan. Dalam laporan rugi laba, karyawan – karyawan ini masuk dalam laporan rugi laba perusahaan, dalam bentuk Biaya pokok produksi atau COGS/Cost of Good Sole, lho … kalu begitu karyawan Resign akan mengurangi Biaya pokok produksi dan tampak seperti penghematan dong ? Jawabannya so pasti tidak. Inilah yang saya maksud kerugian bagi perusahaan.
Posisi kerja yang kosong dalam struktural harus segera diisi dengan karyawan baru tentunya dengan spesifikasi yang sama/bahkan lebih. Disinilah masalahnya, recruitment karyawan baru akan menimbulkan ongkos, mulai dari biaya recruitment itu sendiri, biaya trainning, dan biaya kesempatan/opportunity cost karena biasanya diperlukan masa-masa adaptasi bagi personel baru, prakteknya +-3 bulan dibutuhkan untuk masa-masa adaptasi .
Nah itu dari sisi perusahaan, bagaimana dari sisi yang lain ? Karyawan yang akan Resign dan tampak begitu bahagia biasanya menunjukkan bahwa karyawan ini seperti terbebas dari Tekanan, beban atau Stress Kerja. Tentunya banyak faktor penyebab kondisi ini, baik dari Pekerjaan itu sendiri, hubungan kerja dengan rekan, dan hubungan kerja dengan atasan yang memburuk. Begitu tingginya tingkat stress, beberapa kasus diibaratkan seperti “ terbebas dari penjara “. Lebih dominan faktor psikologis dibanding faktor lainnya ( ekonomi ) . Kebanyakan kondisi ini dialami oleh level middle-top management .
Kalau dari sisi perusahaan bisa dibilang ini kerugian, minimal untuk bulan – bulan awal. Tapi dari sisi karyawan saya lebih suka menyebut sebagai “ Resiko “. Resiko yang saya maksud disini bukannya Resiko kehilangan pendapatan, tapi saya menganggap keputusan resign ini diambil setelah yang bersangkutan diterima sebagai karyawan baru di perusahaan lain. Saat menjadi karyawan baru inilah resiko mulai berlaku.
Kondisi ini harus benar diperhitungkan, tidak perlu menurunkan keberanian anda sebagai Risk Taker ya. Saya coba memberikan penilaian bahwa Risk Taker lebih baik dari aksi nekad. Nekad lebih didorong oleh intuisi dan feeling, minim perhitungan-perhitungan logis. Sedang Risk Taker mengutamakan perhitungan logis, dengan ditambah intuisi dan feeling. Saya harap anda bukanlah orang yang masuk di kategori “nekad”.
RESIKO MENJADI KARYAWAN BARU
Saya coba uraikan dengan Detail ya :
1. Recruitment dilakukan karena Posisi yang kosong
Ini logika sederhananya, kenapa perusahaan baru melakukan recruitment ? Jawabannya Personel sebelumnya meninggalkan Pos (Suka rela atau dipaksakan). Apapun latar belakangnya, jangan – jangan personel itu memiliki alasan yang mirip dengan anda, wow ...
2. Pengetahuan mengenai perusahaan baru yang sangat terbatas.
Bagaimana tingkat pengetahuan anda mengenai hal-hal penting diperusahaan yang baru?
Visi perusahaan, misi, Budaya Organisasi, Struktur organisasi, Sistem, dan (yang saya anggap) terpenting Owner’s Want, keinginan pemilik jika perusahaan ini belum go publik, atau keinginan management dan Share Holder jika perusahaan ini sudah punya nama di Bursa. Jika anda dibawah ekspectasi, bersiaplah mengulangi penderitaan seperti di perusahaan sebelumnya.
3. Gagal melewati masa percobaan / probation period
Pernahkah anda berpikir kalau anda tidak otomatis menjadi karyawan tetap ? setahu saya sebagian besar perusahaan menetapkan prosedure “masa percobaan” rata-rata 3 bulan sebelum menjadi karaywan tetap. Atau status anda bukannya Karyawan tetap, tapi harus melalui periode menjadi karaywan Kontrak. Segala hal bisa terjadi, Untuk di level middle apalagi Top, sangat beresiko bagi perusahaan jika tetap memberikan kesempatan seseorang meski dinilai tidak kompeten dan memiliki banyak nilai merah saat 3 bulan percobaan. Anda mengerti maksud saya ?
4. Kehilangan income
Inilah Resiko riil anda, kehilangan pendapatan.
Sudah jelas bukan ? Karyawan yang Resign dan memasuki perusahaan yang baru juga memiliki resiko .
Meski terkadang informasi mengenai perusahaan yang baru sangat terbatas, pehitungan matang wajib dilakukan, sebelum kita mengambil keputusan.
Baca juga link berikut untuk artikel terkait
Meski terkadang informasi mengenai perusahaan yang baru sangat terbatas, pehitungan matang wajib dilakukan, sebelum kita mengambil keputusan.
Baca juga link berikut untuk artikel terkait
Good Luck & Salam Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar