Rabu, 23 November 2011

Kepemimpinan ( Leadership )


Pengertian
Kepemimpinan adalah kata kerja, bukan kata benda. Kepemimpinan adalah tindakan, bukan kedudukan. Kepemimpinan ditentukan olehh apa yang dilakukan, bukan peran yang dijalankan. Beberapa orang dalam “ peran kepemimpinan “ adalah pemimpin yang istimewa.[1]
Menurut Robinson, kepemimpinan adalah membuktikan yang tidak dapat dibuktikan. Sebagian besar pemimpin, dengan perasaan yang dalam berjuang untuk membuktikan sesuatu yang tidak dapat dibuktikan.[2]
Menurut Kissinger, kepemimpinan adalah menggerakkan orang ke tempat yang tidak dikenal. Tugas para pemimpin adalah menggerakkan orang-orangnya dari tempatnya sekarang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Menurut Schwarzkopf, kepemimpinan adalah suatu kombinasi strategi dan karakter yang kuat. Namun jika harus kehilangan salah satunya, maka pilihlah strategi.[3]
Kepemimpinan adalah suatu fungsi, suatu aktivitas, suatu cara melakukan sesuatu petunjuk arah, suatu penggerak, pemicu antusiasme apapun yang diperlukan untuk membuat kelompok atau perusahaan bergerak dari keadaan yang sekarang ke masa mendatang.[4]
Sewaktu-waktu atau pada tingkatan tertentu. Bahkan sangat sulit bagi eksekutif yang cerdas dan bertanggung jaab untuk tidak menjalankan kepemimpinan pada tingkatan tertentu. Seorang pemimpin adalah siapapun yang bertanggung jawab menghasilkan sesuatu yang berbeda dan lebih baik, atau yang sukses membujuk orang lain melakukannya.\
Menurut Sarros dan Butchatsky, “ leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good “. Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.[5]                                
Sedangkan menurut Anderson, leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance”.Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive) untuk mendorong orang-orang mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan. “ ledership is the process of influencing the activities of an individual or a group in efforts toward goal achievement in a given situation.” (Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam suatu situasi tertentu ).
Berdasarkan definisi tersebut kepemimpinan itu akan terjadi, apabila didalam situasi tertentu seeorang mempengaruhi perilaku orang lain, baik secara perorangan ataupun kelompok. Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan kepemimpinan adlah cara seorang pimpinan dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan bawahannya, serta pihak lain yang terkait untuk bekerja, berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tugas utama seorang pemimpin adalah membangkitkan kegembiraan, optimisme dan gairah dalam melaksanakan pekerjaan, serta menumbuhkan atmosfir kerjasama dan kepercayaan.[6]
Tantangan bagi seorang pemimpin adalah bagaimana dapat menciptakan, dimana setiap individu mampu mengeluarkan energi secara maksimal pada waktu yang tepat.[7]
Agar pemimpin dapat menjalankan perannya, hendaknya  memiliki sarana, misalnya kewenangan formal, pengetahuan dan pengalaman yang terus ditingkatkan, hak untuk mengganjar dan menghukum karyawan bawahannya, berkomunikasi dengan bawahannya dan perintah untuk bawahannya.
Memimpin adalah menunjukkan cara untuk maju. Memimpin adalah mengarahkan satu alur tindakan. Memimpin adalah mempengaruhi perilaku atau pendapat dari orang lain.[8]
Kesuksesan seorang pemimpin tergantung pada kemampuannya untuk menyusun suatu kerangka kerja yang sesuai untuk memperoleh suatu penampilan prima. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pemimpin terkenal diberbagai bidang diseluruh dunia, dapat disimpulkan kerangka kerja yang benar terdiri atas empat elemen :[9]
a. Tujuan yang jelas, komunikatif, dan dapat dipahami
b.                        Nilai-nilai umum yang biasa digunakan
c. Tingkat kedisiplinan yang tegas dari sistem yang digunakan
d.                        Adanya persiapan matang
Pemimpin sebagai orang yang memiliki kualitas kepribadian dan watak tertentu, yang sesuai dengan situasi umum, didukung pengetahuan teknis dan pengalaman yang relevan, mampu menyediakan fungsi yang diperlukan untuk menuntun kelompok mencapai tujuan, serta pada waktu yang sama memelihara dan membangun persatuan tim. Semua hal tersebut dilakukan berdasarkan rasio dan proporsi yang tepat dengan bantuan anggota tim yang lain.[10]
Seorang pemimpin bijak akan melibatkan timnya sejauh mungkin dalam proses pembuatan keputusan karena semakin terlibat seseorang dalam pembuatan keputusan yang berdampak pada kehidupan profesionalnya, semakin termotivasi untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Fungsi kepemimpinan
Agar kebutuhan dalam setiap kelompok atau organisasi terpenuhi, maka fungsi-fungsi tertentu harus dilaksanakan. Terlaksananya fungsi-fungsi penting tersebut merupakan tanggung jawab kepemimpinan, meski hal ini tidak menyiratkan bahwa sang pemimpin akan melaksanakannya sendiri. Ada dua fungsi penting yang harus ada pada seorang pemimpin, yaitu:[11]

a.      Fungsi  tugas seorang pemimpin adalah :
1.    Menciptakan kegiatan, tugas pemimpin adalah menetapkan deskripsi pekerjaan secara jelas untuk karyawan/bawahannya.
2.       Mencari informasi, tugas pemimpin adalah mencari informasi tersebut secara cepat, tepat, dan akurat.
3.       Memberi informasi, informasi yang telah diperoleh kemudian didistribusikan kepada bawahannya, sehingga semua karyawan mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.
4.       Memberi pendapat, tugas pemimpin adalah memberikan pendapat dan nasihat kepada bawahannya.
5.       Menjelaskan, tugas pemimpin yang lain adalah menjelaskan apa saja yang dirasakan belum jelas oleh bawahannya.
6.        Meringkaskan dan menyimpulkan semua yang telah disepakati
7.       Mengkoordinasikan, agar organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuannya.
8.       Menguji kelayakan, jika organisai merencanakan untuk melaksanakan berbagai program, terlebih dahulu pemimpin harus menguji layak/tidaknya program tersebut untuk dilaksanakan.
9.       Mengevaluasi
10.   Mendiagnosis.

b.      Fungsi Pemeliharaan seorang pemimpin
1.       Mendorong semangat, memotivasi karyawan agar selalu bergairah dan bersemangat dalam bekerja
2.       Menetapkan standar, standar kinerja harus ditetapkan dari awal dan hal ini merupakan tugas pemimpin.
3.       Mengikuti, pemimpin tdiak boleh lepas tangan tetapi tetap harus terus memantau anak buahnya.
4.       Mengekspresikan perasaan
5.       Mengambil konsensus, tugas pemimpin adalah mengambil atau menetapkan konsensus walaupun prosesnya melibatkan banyak orang.
6.       Menciptakan keharmonisan.
7.       Mengurangi ketegangan, karena ketegangan yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap kinerja, baik kienrja individu, kelompok, maupun organisasi.

Pola Kepemimpinan
Pola kepemimpinan mencerminkan model kepemimpinan yang diterapkan dalam mengelola karyawan. Ada sekelompok pemimpin menerapkan praktek kepemimpinan berorientasi pada penyelesaian tugas ( task oriented ). Pada golongan pemimpin ini, aspek-aspek individual karyawan kurang mendapat perhatian. Pola ini menekankan, apapun yang dilakukan karyawan dan bagaimanapun kondisi yang terjadi pada karyawan tidak menjadi masalah, asalkan tugas-tugas dapat diselesaikan.
Pola-pola kepemimpinan dapat berpengaruh pada penciptaan lingkungan kerja yang kurang baik bagi karyawan. Akibatnya ada perasaan tertekan pada karyawan. Lingkunan kerja yang tercipta penuh ketakutan mengarah frustasi. Jika ini berlangsung lama, maka yang terjadi adalah tingkat absensi karyawan yang tinggi, permintaan pindah antar unit kerja, bahkan puncaknya adalah permintaan keluar dari perusahaan dan pindah keperusahaan lain.
Pada sekelompok pemimpin lainnya menerapkan pola kepemimpinan berorientasi pada manusia ( human oriented ).  Pemimpin memusatkan perhatiannya pda kegiatan dan masalah kemanusiaan yang dihadapi, baik bagi dirinya maupun bagi karyawan. Kepemimpinan pada golongan ini lebih populis dibandingkan pola yang terdahulu, karena dipandang memperhatikan masalah-masalah riil yang dihadapi karyawan. Dari masalah anak sakit sampai dengan kondisi keluarga. Dari masalah stamina sampai dengan nonton bola. Akibatnya lingkungan kerja dapat mengarah pada budaya gosip, tetapi mengesampingkan penyelesaian tugas dan standard kerja.
Pada pola yang ekstrim, kedua orientasi kepemimpinan diatas tdiak ada yang efektif mengelola karyawan. Dengan kemampuan meramu dan menggabungkan keduanya, dalam banyak hal terbukti lebih efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi peningkatan kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan tertentu secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil yang akan diperoleh dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Beberapa gaya kepemimpinan adalah :[12]
a.       Visioner
Menggerakkan orang-orang kearah impian bersama, digunakan ketika perubahan membutuhkan visi baru, atau ketika dibutuhkan arah yang jelas.
b.      Pembimbing
Menghubungkan apa yang diinginkan seseorang dengan sasaran organisasi, digunakan ketika membantu karyawan memperbaiki kinerjanya denan membangun kemampuan jangka panjang
c.       Afiliatif 
Menciptakan harmoni denan saling menghubungkan orang-orang, digunakan ketika menengahi benturan dalam tim dan memotivasi disaat-saat yang menekan, atua menguatkan
d.      Demokratis
Menghargai masukan orang dan mendapatkan komitmen melalui partisipasi, digunakan ketika membangun persetujuan atau kesepakatan, atau mendapat masukan yang berharga dari pegawai.
e.      Penentu kecepatan
Menghadapi tantangan dan tujuan yang menarik, digunakan ketika ingin mendapatkan hasil berkualitas tinggi dari tim bermotivasi dan kompeten.
f.        Memerintah
Menenangkan rasa takut dengan memberi arah yang jelas didalam keadaan darurat, digunakan ketika saat krisis untuk membangkitkan perubahan arah, atau pada pegawai yang bersalah.

Tugas utama kepemimpinan adalah mengkomunikasikan visi dan nilai sebuah organisasi, kedua para pemimpin harus mendapatkan dukungan untuk visi dan nilai yang diutarakan, ketiga para pemimpin harus mengerahkan visi dan nilai tersebut.[13]
Seorang pemimpin akan dituntut untuk menangani permasalahan-permasalahan secara lebih dewasa. Seseorang yang disebut dewasa adalah individu yang telah siap menerima kedudukan dalam komunitas. Kesuksesan dan kegagalan seseorang untuk memimpin dan mengarahkan bawahannya sangat tergantung pada kedewasaan sikap dan tindakan yang akan diambilnya.
Ciri-ciri kedewasaan yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah :[14]
a.       Terbuka  akan eksistensi orang lain
b.      Kesabaran yang utama
c.       Tetap pada jalur
d.      Dewasa dalam kebijakan
e.      Menyukai pekerjaan
f.        Pantang menyesal
g.       Hati yang berketetapan
h.      Mudah mengerti orang lain dan memiliki rasa humoris
i.         Kejiwaan yang matang dan dewasa
j.        Teratur dalam bertindak
k.       Mengetahui potensi diri sendiri
l.         Berkeyakinan dalam berprinsip

Operasionalisasi dan Pengukuran variabel
Definisi operasional kepemimpinan diukur dengan menggunakan instrumen yang mencerminkan factor-factor yang berpengaruh terhadap kepemimpinan. Instumen yang digunakan disusun dengan skala Likert (1 s/d 5). Definisi operasional kepemimpinan diukur dengan menggunakan instrument yang didapat dari dimensi Tugas dan Pemeliharaan seperti pada tabel berikut :

Operasional dan Pengukuran variabel kepemimpinan










[1] Nurachadijat.K dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta, hlm. 29
[2] Yudelowitz, J., 2006 . Smart Leadership. PT.Elek Media Komputindo, Jakarta, hlm.4
[3] ibid.,hlm.5
[4] ibid.,hlm.33
[6] Goleman,D., 2006. Kepemimpinan berdasarkan Kecerdasan Emosi. PT. Gramedia, Jakarta, hlm. 34
[7] Jonassen, J.R.,2006. Rahasia Kepemimpinan. Hanggar Kreator, Jogjakarta, hlm. 64
[8] Nurachadijat.K dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta, hlm.30
[9]Loc.Cit., Jonassen,JR, hlm. 11
[10] Adair, J., 2008. Kepemimpinan yang Memoitivasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, jakarta, hlm.14 
[11] Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional. Penerbit Andi, Yogyakarta, hlm. 123
[12] Goleman,D., 2006. Kepemimpinan berdasarkan Kecerdasan Emosi. PT. Gramedia, Jakarta, hlm.65
[13] N Nurachadijat.K dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta , hlm. 66
[14] Nurachadijat.K dan Fauzi.D.A., 2006. Membangun Motivasi kepemimpinan. Edsa Mahkota, Jakarta , hlm. 84

Tidak ada komentar:

Posting Komentar