Jumat, 25 November 2011

Kinerja


Pengertian
Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut ada tiga aspek yang perlu dipahami setiap karyawan, yaitu ;
1.       Kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
2.       Kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi.
3.       Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud.[1]
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seeorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target, atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.[2]
Kinerja juga merupakan suatu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang, tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.[3]
Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan dan misi serta visi suatu organsiasi. Sedangkan menurut Sianipar bahwa kinerja adalah hasil akhir atau kemampuan  kerja seseorang atau sekelompok orang atau suatu pekrjaan pada waktu tertentu.
 Unsur yang mempengaruhi Kinerja
Menurut Stters, terdapat empat factor yang mempengaruhi kinerja, yaitu ;
1.    Motivasi para pekerja
2.    Kemampuan dan Ketrampilan
3.    Kejelasan aturan dan penerimaan tugas
4.    Kesempatan untuk berkinerja
Disamping itu juga kinerja karyawan dapat dilihat dari ide-ide  dan inovasi yang bermanfaat dalam setiap pekerjaannya. Termasuk juga ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Individu yang memiliki motivasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya cenderung memiliki kinerja yang tinggi. Namun motivasi yang tinggi saja tidak cukup, diperlukan juga pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan pekerjaan.
Seseorang akan dapat menghasilkan kinerja yabng baik bila ia memiliki peluang untuk mewujudkannya melalui persepsi yang tepat. Seseorang yang memiliki motivasi, kemampuan dan ketrampilan serta memiliki persepsi yang baik mengenai suatu pekerjaan, tetapi tidak memiliki peluang untuk melakukan kerja tersebut, maka tiga factor yang dimiliki itu akan sia-sia belaka.[4]
Kenyataan empiris dan prakstis menunjukkan, bahwa perilaku seseorang, misalnya dalam pekerjaan yakni produktivitas kerja ( kinerja ), dipengaruhi oleh factor-factor intrinsik dan ekstrinsik seperti digambarkan dalam formula persamaan berikut ;[5]
Y ( Perilaku ) = f ( Xi, Xe  ) ; ceteris paribus
Unsur Intrinsik ( Xi) antara lain :
1.    Tingkat pendidikan
2.    Tingkat Pengetahuan
3.    Tingkat ketrampilan
4.    Sikap-motivasi kerja
5.    Tingkat pengalaman kerja
Unsur ekstrinsik ( Xe ), antara lain mencakup :
1.    Lingkungan keluarga
2.    Lingkungan sosial budaya
3.    Lingkungan ekonomi
4.    Lingkungan belajar\
5.    Lingkungan kerja termasuk budaya kerja
6.    Teknologi

Pengukuran Kinerja
Pengukuran terhadap kinerja perlu dilakukan untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat devisiasi dari rencana yang telah ditentukan, atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai jadwal waktu yang ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah tercapai sesuai dengan yang diharapkan.[6]
Untuk melakukan pengukuran tersebut, diperlukan kemampuan untuk mengukur kinerja sehingga diperlukan adanya  ukuran kinerja. Pengukuran kinerja hanya dapat dilakukan terhadap kinerja yang nyata dan terukur. Apabila kinerja tidak dapat diukur, tidak dapat dikelola. Untuk dapat memperbaiki kinerja, perlu diketahui seperti apa kinerja saat  ini. Apabila deviasi kinerja dapat diukur, dapat diperbaiki.
Pengukuran kinerja yang tepat dapat dilakukan dengan cara :[7]
1.    Memastikan bahwa persyaratan yang diinginkan pelanggan telah terpenuhi
2.    Mengusahakan standar kinerja untuk menciptakan perbandingan
3.    Mengusahakan jarak bagi orang untuk memonitor tingkat kinerja
4.    Menetapkan arti penting maslah kualitas dan menentukan apa yang  perlu prioritas perhatian
5.    Menghindari konsekuensi dari rendahnya kualitas
6.    Mempertimbangkan penggunaan sumber daya
7.    Mengusahakan umpan balik untuk mendorong usaha perbaikan
Jadi kinerja seorang karyawan dapat dilihat dari individu masing-masing karyawan dalam hal kemampuannya dalam menyelesaikan pekerjaan, ketepatan dan pemanfaatan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan, tercapainya target dan sasaran pekerjaan dengan perilaku yang benar dan kualitas pekerjaan



[1] Ruky S.Ahmad, 2001. Sistem Manajemen Kinerja. PT.Gramedia, Jakarta, hlm. 15
[2] Mangkuprawira, Sjafrie, 2009. Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia, IPB Press,  Bogor, hlm.218
[3] Widodo, Joko, 2001. Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada Era Desentralsisi dan Otonomi Daerah. Insan Cendikia, Jakarta, hlm. 206
[4] Suastha,T, Njoman, 2002. Evaluasi Kinerja. Kumpulan Kuliah, Jakarta, hlm. 13
[5] Mangkuprawira, Sjafrie, 2009. Bisnis, Manajemen, dan Sumberdaya Manusia. IPB Press, Bogor, hlm.222
[6] Wibowo, 2009 . Manajemen Kinerja. Rajawali Press, Jakarta, hlm.343
[7] Ibid., hlm.344

Tidak ada komentar:

Posting Komentar